Obligasi Pelindo III Raih Peringkat Baa3

NERACA

Jakarta- Agresifnya pengembangan bisnis PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III, mendorong perusahaan untuk menerbitkan suarat utang global untuk mendanai ekspansi bisnis tersebut. Belum lama ini, lembaga pemeringkat Moody's Investor Service memberikan peringkat Baa3 kepada PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III sebagai penerbit surat utang senior senilai hingga US$ 1 miliar.

Peringkat Baa3 pada Pelindo III menggambarkan penerapan metodologi Moody's yang telah diterbitkan pada Agustus 2017. Secara khusus, Moody's telah menggabungkan kualitas kredit mandiri perseroan atau ba1 untuk baseline credit assessment (BCA) serta penilaian Moody's terkait dukungan kredit pemerintah Indonesia.”Ba1 untuk BCA perusahaan ditopang oleh posisi dominan di Indonesia Tengah dan Indonesia Timur, dan kondisi makroekonomi yang menguntungkan Indonesia," kata Spencer Ng, wakil presiden dan analis senior Moody dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Pada waktu bersamaan, Ba1 untuk BCA juga menjadi faktor material dalam ekspansi Pelindo III yang mencapai Rp 21 triliun atau lebih dari 80% aset Pelindo III. Pendorong utama kinerja keuangan Pelindo III selama dua-tiga tahun ke depan ialah tingkat pengeluaran modal perusahaan yang sebenarnya. Pengeluaran ini nantinya akan menentukan ukuran dan waktu pengajuan utang tambahan.

Pelindo III tercatat memiliki rekam jejak penyerapan anggaran belanja modal di bawah batas yang ditetapkan, hal ini dinilai Moody's dapat menghasilkan kinerja keuangan yang lebih baik dalam waktu dekat. Moody menegaskan tidak mungkin meningkatkan peringkat Pelindo III mengingat program rencana pembelanjaan modal yang besar. Namun, baseline credit assessment perseroan dapat ditingkatkan jika mempertahankan profil keuangan yang solid, yang diukur dengan utang di atas 10%-12% setelah menambahkan utang tambahan untuk belanja modal yang direncanakan. Selain itu, Pelindo III juga harus disiplin mengeksekusi proyek yang dikelola.

Peringkat Pelindo III dapat turun jika kualitas kredit perusahaan memburuk yang diakibatkan peraturan yang tidak menguntungkan sehingga posisi keuangannya terganggu, erosi pangsa pasar dominan dengan tekanan yang meningkat pada margin keuntungan serta overruns cost pada belanja modalnya. Baseline credit assessment dan peringkatnya dapat berada dibawah tekanan jika kredit konsolidasinya melemah sehingga utang turun dibawah 6-8% atau cakupan cash interest-nya turun 1,5-2,25 kali secara kontinyu.

Sementara, penurunan peringkat sovereign rating atau perubahan dalam tingkat kepemilikan pemerintah serta nkebijakan yang mendukung terhadap industri pelabuhan dapat mendorong peninjauan peringkat Pelindo III.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…