Genjot Penjualan Jamu - Sido Muncul Agresif Perkuat Pasar Ekspor

NERACA

Jakarta – Ambisi menguasai pasar Asia adalah target besar PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) yang saat tengah agresif melebarkan sayapnya dengan membuka pasar ekspor lewat pembukaan kantor cabang. Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin perseroan mengungkapkan, kontribusi pendapatan dari aktivitas ekspor masih perlu ditingkatkan. Salah satu penyebabnya karena SIDO tidak melakukan ekspor secara langsung.

Di 2018, SIDO berencana untuk memperkuat aktivitas ekspor dan saat ini perseroan telah merambah 15 negara, yakni Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina, Myanmar, Suriname, Afrika Selatan, Nigeria, Australia, Belanda, serta negara-negara Eropa dan Amerika. Salah satu langkah awal SIDO tahun ini adalah mendirikan anak usaha di Nigeria. Januari lalu, SIDO menyetor modal dengan kepemilikan 99% pada Muncul Nigeria Limited. SIDO mendirikan anak usaha di Nigeria ini agar mempermudah proses pendaftaran izin impor dan pemasaran produk.

SIDO pun menunjuk distributor yang akan memasarkan produk di Kamboja dan beberapa negara ASEAN lainnya. Sebagai informasi, sepanjang tahun 2017 kemarin, emiten produsen jamu Tolak Angin ini berhasil membukukan laba tahun berjalan naik 11,08% dari capaiain 2016 sebesar Rp 480,52 miliar menjadi Rp 533,79 miliar. Peningkatan tersebut, turut didukung kenaikan laba kotor dari Rp 1,06 triliun pada 2016 menjadi Rp 1,16 triliun di 2017, atau naik sebanyak 8,8%. Margin laba kotor emiten jamu ini naik dari 41,7% menjadi 45,1%.

Perseroan menjelaskan, peningkatan karena perubahan bauran penjualan. Segmen herbal dan suplemen dengan margin laba kotor yang lebih tinggi yaitu sebesar 55,4%, merupakan kontributor utama pendapatan. Sementara itu, margin laba kotor segmen makanan dan minuman serta segmen farmasi masing-masing adalah sebesar 25,4% dan 26,6%. Sementara penjualan bersih SIDO tahun lalu naik tipis 0,5% menjadi Rp 2,57 triliun. Penjualan segmen jamu herbal & suplemen tumbuh 11,3% menjadi Rp 1,69 triliun di tahun 2017 dari periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp 1,52 triliun.

Kontribusi terbesar pada segmen ini, masih disumbang kelompok produk Tolak Angin Cair disusul oleh produk baru, Tolak Linu. Segmen makanan dan minuman mencatat penurunan penjualan dari Rp 963,2 miliar di tahun 2016 menjadi Rp 794,8 miliar di tahun 2017 atau turun sebear 17,5%. Penurunan terutama masih terjadi pada kelompok produk Kuku Bima Ener-G.

Meskipun begitu, penjualan segmen farmasi di 2017 bertumbuh 11% menjadi sebesar Rp 88,5 miliar dari tahun sebelumnya. Segmen ini berkontribusi sebesar 3,4% atas total penjualan bersih SIDO. Kata Sigit Hartojo Hadi Santoso, komisaris utama SIDO, kinerja yang baik tersebut tercapai di tengah masih adanya dinamika pasar yang terjadi serta tingkat kompetisi yang semakin ketat khususnya di segmen produk jamu dan obat-obatan herbal.

Di sisi lain, beban usaha turut mengalami peningkatan 5,5% menjadi Rp 536,22 miliar, disertai penurunan penghasilan beban lain-lain mencapai 19,4% menjadi 56,15 miliar tahun lalu. Sedangkan untuk laba bersih per saham, jumlahnya turut mengalami kenaikan dari 2016 sebanyak Rp 32,5 per saham menjadi Rp 35,9 per saham di 2017. Perseroan melaporkan adanya penurunan modal kerja bersih perusahaan. Di mana, pada 2016, modal kerja bersih tercatat Rp 1,57 triliun, atau turun 10% pada 2017 menjadi Rp 1,42 triliun.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…