Marketplace Digandeng Agar UMKM Jualan Online

NERACA

Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama kementerian lainnya menggandeng enam situs belanja daring "marketplace" untuk mengupayakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berbisnis lewat daring.

Pada acara "Gerakan UMKM Jualan Online" di Jakarta, Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Lis Lestari Sutjiati mengatakan UMKM merupakan tulang punggung ekonomi, bahkan kontribusinya mencapai 68-70 persen terhadap ekonomi nasional sebelum masuk ke ranah bisnis digital.

"Setiap UMKM jualan 'online' akan membuka pasar baru, otomatis akan tampil di market yang lebih besar. Kami pastikan di dunia ekonomi digital ini akan tetap jadi pahlawan ekonomi nasional dan menjadi salah satu dari lima besar negara di dunia," kata Lis, disalin dari Antara.

Adapun Kementerian Kominfo beserta Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Desa PDTT dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggandeng enam marketplace terbesar di Indonesia, yakni Blanja.com, BliBli.com, Bukalapak, Lazada, Shopee, dan Tokopedia, untuk menyelenggarakan Gerakan "Ayo Berjualan Online".

Gerakan ini merupakan upaya menarik delapan juta UMKM Go Online, seperti yang digagas Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai Digital Energy of Asia pada 2020. Pemerintah meyakini bahwa UMKM akan menjadi salah satu sektor yang penting di era perdagangan bebas. Setidaknya, sekitar 88,8 persen hingga 99,9 persen pilar usaha di ASEAN adalah UMKM, yang menyerap 51,7 persen hingga 97,2 persen tenaga kerja di ASEAN.

Di Indonesia saat ini terdapat tidak kurang dari 59,2 juta pelaku UMKM yang telah memberikan kontribusi 56 persen dari total perekonomian negara sejauh ini. Dari 59,9 juta UMKM tersebut baru 3,97 juta UMKM yang sudah "go online". Sementara itu, pengguna internet di lndonesia sangat masif dan 78 persen pengguna internet sudah bertransaksi online.

Ancaman lain adalah masuknya e-commerce besar dunia yang mengincar pasar konsumen Indonesia. Jika para pelaku UMKM tidak segera online maka mereka akan sulit bersaing di pasar dan produk-produk luar yang akan membanjiri lndonesia.

Berbagai kegiatan yang akan dilakukan Pemerintah bersama para marketplace ini meliputi rangkaian tahapan, mulai dari onboarding atau mendorong pelaku UMKM offline menjadi online.

Kemudian, "Active Selling" atau pendampingan kepada para UMKM yang sudah Go Online untuk meningkatkan transaksi online, Scale Up Business atau membantu pelaku UMKM untuk meningkatkan skala bisnisnya, hingga go international atau gerakan mendorong pelaku UMKM meningkatkan jangkauan pasar menjadi internasional. Gerakan ini akan menjemput para UMKM untuk online dengan melakukan roadshow dengan tidak kurang dari 376 kegiatan di lebih dari 70 kota.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk menjual produknya secara dalam jaringan (daring) agar lebih banyak terlibat di pasar digital.

"Saat ini UMKM kita belum banyak yang masuk ke pasar digital. Kita ingin semakin banyak UMKM yang menjual produknya secara online," ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan dalam keterangan tertulis, di Jakarta, disalin dari Antara.

Pemerintah, kata Semuel, mempunyai target pada 2020 terdapat delapan juta UMKM yang bisa membanjiri pasar digital Indonesia. Semuel mengatakan dengan sinergi berbagai pemangku kepentingan, Kemenkominfo mendorong Indonesia menjadi salah satu pelaku ekonomi digital dengan pilar utama UMKM.

"Pada tahun 2020 kami ingin transaksi online kita bisa mencapai Rp1.750 triliun. Porsi ini juga harus diambil oleh UMKM, jangan hanya perusahaan-perusahaan besar atau perusahan dari luar saja. UMKM kita harus terus didorong," ujar Semuel.

Target tersebut dinilainya realistis karena perkembangan jumlah pengguna internet pada 2020 diperkirakan mencapai 170 juta. Semuel mengatakan apabila 50 persen saja konsumen mempunyai platform untuk berbelanja, sebanyak 85 juta orang dapat menggunakannya untuk berbelanja.

"Kalau kita bilang penghasilannya setahun itu Rp50 juta, sementara 20 persen saja sudah sekitar 15 juta. Kalau mereka bertransaksi online, tercapai itu tadi Rp1.750 triliun, karena kan nanti makin banyak produk dan jasa," ujar dia lagi.

Dirjen Aptika mengaku optimistis UMKM Indonesia mampu bersaing dan berkembang dengan memanfaatkan marketplace karena produk UMKM Indonesia saat ini didukung dengan talenta lokal. Selain itu, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di sektor ekonomi kreatif saat ini dinilai masih terhambat permasalahan pemodalan dan pemasaran.

BERITA TERKAIT

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…