Bank Sampah Lebak Menjadi Lokomotif Ekonomi Masyarakat

Bank Sampah Lebak Menjadi Lokomotif Ekonomi Masyarakat

NERACA

Lebak - Bank sampah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menjadikan lokomotif ekonomi masyarakat sebagai wadah penyerapan lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.

"Kita terus mendorong pengelola bank sampah dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi masyarakat," kata Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak, Saepulloh di Lebak, Jumat (20/4).

Pemerintah daerah melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat telah membentuk bank sampah induk berlokasi di Pasir Ona Rangkasbitung. Kehadiran bank sampah induk itu menampung barang-barang bekas yang dikelola oleh bank sampah masyarakat.

Saat ini, pengelola bank sampah masyarakat mencapai 210 unit dan menyerap tenaga kerja hingga ribuan orang. Mereka para pengelola bank sampah setiap hari memasok barang-barang bekas baik sampah organik maupun sampah non organik ke bank sampah induk."Semua barang-barang bekas itu oleh bank sampah induk kembali dijual ke Tangerang dan Jakarta," kata dia menjelaskan.

Menurut dia, dari 210 bank sampah yang dikelola masyarakat memiliki anggota 300-400 orang per bank dengan rata-rata pendapatan Rp1,5 per bulan per anggota maka perguliran uang cukup besar. Pendapatan sebesar itu tentu dapat membangkitkan pendapatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mengendalikan urbanisasi dan kemiskinan.

Para pengelola bank sampah di Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Kalanganyar dan Cibadak."Kami berharap pengelola bank sampah terus ditingkatkan karena bisa menjadi lokomotif mata pencaharian masyarakat," kata dia menjelaskan.

Ia mengatakan, pengelolaan bank sampah tersebut juga ramah lingkungan, terlebih Kabupaten Lebak masuk nominasi penilaian Adipura. Saat ini, limbah barang-barang bekas itu, selain didaur ulang juga bisa dijadikan bahan baku kompos untuk ketersediaan pupuk organik. Bahkan, limbah sampah juga bisa dijadikan ekonomi kreatif dengan memproduksi aneka kerajinan sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat.

Pengelolaan sampah itu tentu memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Namun, sebaliknya jika sampah itu tidak dikelola tentu menjadikan sumber penyakit juga menimbulkan bau tidak sadap. Ant

 

 

 

BERITA TERKAIT

MenKopUKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM

NERACA Bali – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group…

Dishub Kota Sukabumi Tangani Puluhan Kerusakan PJU

NERACA Sukabumi - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi menerima laporan kerusakan Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 49 aduan yang tersebar…

Pemkot Tangerang Ajak Perusahaan Multinasional Tanam Modal Investasi

NERACA Tangerang - Pemerinta Kota Tangerang, Banten mengajak perusahaan multinasional untuk menanamkan modal bisnisnya karena Kota Tangerang memiliki tren positif pengembangan investasi.…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

MenKopUKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM

NERACA Bali – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group…

Dishub Kota Sukabumi Tangani Puluhan Kerusakan PJU

NERACA Sukabumi - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi menerima laporan kerusakan Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 49 aduan yang tersebar…

Pemkot Tangerang Ajak Perusahaan Multinasional Tanam Modal Investasi

NERACA Tangerang - Pemerinta Kota Tangerang, Banten mengajak perusahaan multinasional untuk menanamkan modal bisnisnya karena Kota Tangerang memiliki tren positif pengembangan investasi.…