Pilkada dan Dunia Maya

 

Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi., Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo

 

Pemilih pemula yang melek teknologi menjadi target utama pemenangan pilkada. Fakta ini menegaskan tahun politik dalam hajatan pilkada serentak 2018 dan pilpres 2019 tidak bisa terlepas dari fenomena dunia maya dan karenanya beralasan jika semua tahapannya tidak bisa mengelak dari tuntutan keterlibatan dunia maya. Bahkan, para pemilih pemula menjadi potensi yang sangat besar yang diraih melalui dunia maya karena keterkaitan - keterlibatannya dalam jejaring sosial dan dunia maya sangat lekat (segmennya mencapai 70 persen). Kandidat dan KPU secara umum haruslah memanfaatkan dunia maya untuk mendukung sukses dari pelaksanaan pesta demokrasi. Argumen yang mendasari adalah keleluasaan medsos yang menyasar lapisan dan fakta perkembangan dunia online - maya di semua daerah sehingga perbedaan antara perkotaan - perdesaan dalam pemanfaatan dunia maya tidak lagi ada batasan.

Jokowi sebagai petahana nampaknya memanfaatkan betul dunia medsos untuk meraih simpati generasi now di era milenial. Paling tidak, touring pendeknya kemarin dengan motor choppernya langsung viral di medsos. Imbas touring pendek ini tidak lain adalah menyasar komunitas pecinta motor kustom yang notabene yaitu kelompok generasi now di era minelinal. Padahal mereka mayoritas akan menjadi pemilih pemula sehingga fakta ini menguatkan argumen bahwa meraih suara pemilih pemula akan signifikan meraih kemenangan di pilpres 2019. Jokowi menang selangkah dibanding kandidat yang lain.

Urgensi pesta demokrasi yang menyasar dunia maya terkait dengan jumlah pengguna internet di Indonesia yang cenderung terus meningkat yaitu tahun 2017 mencapai 143,26 juta atau naik dibanding tahun 2016 yaitu 132,7 juta orang. Hal ini menjadi potensi yang harus dimanfaatkan untuk mendukung sukses pilkada 2018 dan pilpres 2019. Persepsian tentang sukses tidak hanya melalui partisipasi tapi juga angka golput. Edukasi tentang nilai urgensi pesta demokrasi yang luberjurdil sebagai proses regenerasi kepemimpinan menjadi sangat penting dilakukan sebagai tanggung jawab demokrasi.

Meski regenerasi lewat kaderisasi yang dilakukan parpol cenderung pragmatis dan hasil di era otda justru banyak kepala daerah terjerat OTT KPK, namun itu semua tidak menyurutkan urgensi regenerasi kedepan. Ironisnya, korupsi berjamaah 38 anggota DPRD Sumut tahun 2009-2014 dan 18 anggota DPRD Malang periode 2014-2019 menjadi ironi dibalik semangat demokrasi. Bahkan, kasus Bupati Bandung Barat menguatkan cibiran tentang demokrasi dan korupsi akibat mahalnya ongkos politik.

Kekuatan

Kekuataan dan daya tarik dunia maya memberikan pengaruh positif terhadap edukasi di semua bidang, tidak hanya sektor perbankan dan transaksi jual beli melalui e-commerce tapi juga untuk sukses pelaksanaan pesta demokrasi secara sistematis dan berkelanjutan. Hal ini menegaskan bahwa interaksi antara offline dan online menjadi penting terutama dikaitkan dengan identifikasi publik yang dibedakan menjadi dua yaitu pertama: mereka yang termasuk tipe high touch dengan karakter masih berkutat dengan interaksi secara langsung, terutama melalui face to face karena cenderung belum melek teknologi yang biasanya memiliki rentang usia lebih dari 50 tahun dan tidak hanya ada di perdesaan tapi juga di perkotaan. Kelompok ini skeptis dengan interaksi di dunia maya secara umum.

Kedua: mereka yang termasuk tipe high tech dengan karakter berbeda dibandingkan dari tipe high touch karena mereka cenderung melek teknologi, familiar dengan dunia online, aktif di jejaring medsos dan memiliki ketergantungan terhadap internet karena interaksi per harinya bisa mencapai lebih 5 jam sehingga koneksi internet – wifi merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi tipe high tech. Literasi dan edukasi untuk tipe high tech dirasa lebih mudah dibandingkan tipe high touch, meski dua tipe itu berkepentingan terhadap sukses pelaksanaan pesta demokrasi dari pilkada dan pilpres nantinya. Artinya, apresiasi terhadap keterlibatan dua tipe kelompok tersebut menjadi penting, belum lagi keterlibatan kaum perempuan dan difabel dalam ritme kehidupan demokrasi.

Mengacu pelaksanaan pesta demokrasi dan keterlibatan dunia maya maka ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, pertama: pemerintah melalui Menkominfo menetapkan regulasi wajib registrasi no ponsel sebagai upaya mereduksi berbagai kejahatan berbasis penggunaan ponsel. Argumen yang mendasari pasca terungkapnya kasus saracen yang disinyalir dimanfaatkan pihak ketiga untuk kepentingan penyebaran ujaran kebencian demi menjatuhkan rival politik atau pihak tertentu untuk mendulang elektabilitas atau kepentingan sosial - politik lainnya.

Menghalalkan segala cara untuk menang di pesta demokrasi nampaknya masih menjadi tuntutan mutlak bagi kandidat yang tentu tidak bisa terlepas dari mahalnya biaya politik untuk menjadi pemimpin atau wakil rakyat sehingga mahar politik menjadi fakta yang dibenarkan. Hal ini menjadi pemicu kepala daerah dan wakil rakyat untuk tuntutan balik modal dan ini menguatkan temuan korupsi berjamaah yang melibatkan 38 anggota DPRD Sumut tahun 2009-2014 dan 18 anggota DPRD Malang periode 2014-2019 yang menjadi ironi dibalik semangat demokrasi dan juga kasus di Bandung Barat belum lama ini.

Kedua: maraknya jejaring medsos menjadi jalur baru untuk kampanye, apalagi model kampanye ke depan diyakini tidak lagi melalui pengerahan massa karena hal ini sangat rawan memicu konflik horisontal. Padahal, riak konflik di pesta demokrasi sangat rentan berdampak negatif terhadap iklim sospol dan karenanya hajatan pesta demokrasi selalu memicu sentimen negatif melalui persepsian wait and see dan jika berlanjut mengarah ke wait and worry. Logis jika pemerintah berupaya mereduksi semua ancaman riak pesta demokrasi karena implikasinya tidak saja di bidang ekonomi, tetapi juga sosial-politik. Artinya, optimalisasi dunia maya menjadi penting di pesta demokrasi

 

BERITA TERKAIT

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…

BERITA LAINNYA DI Opini

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…