Diproyeksikan Masih Merugi - First Media Optimalkan Jaringan Yang Ada

NERACA

Jakarta - Kerjasa keras PT First Media Tbk (KBLV) untuk menekan efisiensi masih berlanjut di tahun ini karena derita rugi yang dialami tiga tahun terakhir. Bahkan perseroan memprediksi tahun ini belum akan membukukan laba. Menyadari hal tersebut, tahun ini perseroan membatasi ekspansi dan hanya mengoptimalkan jaringan yang ada.

President Director First Media, Harianda Noerlan mengungkapkan, perseroan akan fokus menempuh optimalisasi pada jaringan infrastruktur yang sudah ada. Manajemen akan memperluas layanan Bolt, sekaligus memperkuat posisi pada area yang sudah dimasuki.”Tahun ini kami akan lihat lagi bisnis yang sudah berjalan. Ke depan ini kami belum akan perluas jaringan, namun lebih kepada penguatan intensitas yang sudah ada. Untuk Bolt, kami akan evaluasi daerah yang menghasilkan,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Harianda mengungkapkan, selama periode 2016-2017, perseroan telah berhasil memperkecil kerugian usaha, salah satunya karena melepas Cinemaxx. Dengan upaya efisiensi, emiten dengan kode saham KBLV tersebut optimistis kerugian perusahaan pada tahun ini dapat mengecil. Bisnis mencatat First Media telah membukukan kerugian yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk yang kian membengkak sejak 2015. Pada tahun lalu, rugi yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk perseroan mencapai Rp1,1 triliun.

Nilai tersebut meningkat 39,53% dibandingkan kerugian yang diderita perseroan pada 2016 yang sebesar Rp794,7 miliar. Adapun, pada 2017 perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp982,46 miliar, turun 25% dibandingkan capaian 2016 yang sebesar Rp1,31 triliun. Adapun, saat ini 90% pendapatan perseroan disumbangkan oleh tiga anak usahanya yaitu PT Internux yang memiliki produk Bolt, PT Prima Wira Utama yaitu perusahaan jasa layanan pemasangan kabel dan wifi gedung, dan PT MSH Telecom Niaga, penyedia layanan telekomunikasi percakapan.

Sebagai informasi, tahun ini perseroan mengalokasikan belanja modal sekitar Rp250-350 miliar. Belanja modal tersebut lebih kecil dibandingkan tahun lalu Rp 500 miliar. Disebutkan, sumber dana belanja modal tersebut  antara lain berasal dari kas dan sumber eksternal perseroan. Disamping itu, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan antara 9-11% dari Rp982,4 miliar sepanjang 2017.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…